Barcelona ala Sampu Awal Tosilajara |
Ya, sepanjang tahun ini, berbagai problematika terus menggerogoti Barca. Topik permasalahannya beragam, mulai dari dalam hingga luar lapangan.
Kasus penggelapan pajak Lionel Messi membuka lembaran problematika Barca. Juni lalu, saat Barca tengah bersiap menghadapi musim 2013-2014, media-media Spanyol ramai mengekspos tudingan penggelapan pajak yang dilakukan sang megabintang, Lionel Messi.
Messi dan ayahnya, Jorge, dituduh telah melakukan kecurangan dalam pembayaran pajak untuk tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009. Tuduhan terhadap Messi tersebut datang seorang penuntut umum pajak di Catalunya bernama Raquel Amado.
Kasus Pajak Messi memaksa permainannya tak maksimal |
Masalah tentang Messi selesai, masalah kembali datang. Kali ini giliran klub yang jadi sasaran tembak. Perekrutan Neymar da Silva Jr pada bursa transfer musim panas jadi alat untuk menjatuhkan Barca.
Dana sebesar 57 juta euro yang digelontorkan Barca untuk Neymar dianggap tidak benar. Salah satu pemilik saham di Barca, Jordi Cases mengklaim pihak Barca, dalam hal ini presiden klub Sandro Rosell, mengeluarkan dana lebih dari angka di atas untuk melabuhkan bintang muda Brasil tersebut. Kabar yang berembus, Barca harus merogoh kocek hingga 97 juta euro untuk Neymar.
Tak tahan dengan tekanan yang dihadapinya, Rosell akhirnya menyerah dan memutuskan mundur dari jabatan presiden klub. Wakilnya, Josep Maria Bartomeu akhirnya ditunjuk untuk menggantikan Rosell memimpin Barca.
Namun, masalah tidak berhenti sampai di sini. Yang teranyar, awal bulan ini Barca dihantam sanksi berat yang dijatuhkan Federasi sepakbola dunia, FIFA. Kubu Blaugrana dituding telah melanggar artikel 19 regulasi FIFA soal perekrutan pemain internasional (luar Spanyol) di bawah U-18.
FIFA menuding ada 10 pemain belia rekrutan yang menyalahi aturan yang telah dibuat FIFA. Hukuman pun dijatuhkan. Tak main-main, tim peraih empat titel Liga Champions ini tidak diperbolehkan aktif di dua bursa transfer.
Barca tidak diperbolehkan menjual atau membeli pemain pada bursa transfer musim panas 2014 dan musin dingin 2015. Kubu Barca sendiri menegaskan bahwa mereka tidak bersalah dan siap mengajukan pembelaan dalam kurun waktu 90 hari yang diberikan FIFA. Mereka bahkan siap melanjutkan kasus ini ke tingkat yang lebih tinggi, yakni Court of Artbitration for Sports (CAS).
Mulai gerah dengan berbagai masalah yang mendera, Barca merespons. Lewat presiden klub Josep Maria Bartomeu dan wakil Presiden Javier Faus, mereka menuding ada konspirasi untuk menjatuhkan Barca di balik semua kasus yang mereka hadapi.
Kubu rival, Real Madrid menjadi sasaran. Bartomeu dan Faus kompak menuding Madrid sebagai dalang di balik kasus ini. Meski tidak menyebutkan secara gamblang, namun keduanya cukup yakin Madrid bermain di belakang. Pasalnya, wakil presiden klub El Real, Pedro Lopez Jimenez merupakan salah satu anggota dari komite status pemain FIFA. Namun tudingan ini langsung dibantah pihak Los Merengues.
Jika pada akhirnya Barca harus menjalani hukuman di atas, maka jelas ini akan jadi kerugian besar. Pasalnya, pondasi tim yang mereka bangun selama ini kemungkinan bakal hancur. Tidak ada regenerasi dalam skuad Barca yang saat ini dihuni banyak pemain yang masuk kategori senior (atau veteran).
Posisi kiper menjadi salah satu yang cukup terkena imbasnya. Seperti diketahui, kiper Victor Valdes sudah memutuskan tidak akan menandatangani perpanjangan kontrak di akhir musim. Jika Valdes pergi, maka Barca hanya menyisakan Jose Pinto, kiper yang punya cukup pengalaman.
Namun, menunjuk Pinto sebagai kiper utama juga mengandung risiko. Pertama karena pemain ini sudah tua dan kedua adalah, Pinto tidak terlalu dipercaya karena kerap membuat blunder. Sementara, kiper incaran mereka, Marc Andre Ter Stegen dipastikan tidak bisa bergabung.
Solusinya yang paling mungkin dilakukan adalah membujuk agar Valdes bertahan. Namun, itu juga bukan solusi bagus, lantaran Valdes yang saat ini masih cedera, baru bisa kembali merumput pada Oktober atau November 2014.
Selain posisi kiper, Barca juga akan mengalami masalah besar di sektor pertahanan. Sama seperti Valdes, Carles Puyol juga sudah menyatakan bakal pergi di akhir musim. Dan solusinya, Barca bisa saja meminta Puyol bertahan. Namun, lagi-lagi itu tidak cukup bagus. Pasalnya, Puyol tidak bisa lagi terlalu diandalkkan karena rentan cedera, menyusul usianya yang tak lagi muda.
Jika demikian keadaannya, Barca harus bersiap menerima kenyataan tak bisa tampil kompetitif. Pasalnya, dengan skuad yang dimiliki sekarang (mayoritas banyak pemain yang sudah melewati masa emasnya), Barca dipastikan kedodoran bersaing di tiga kompetisi.
Tak perlu menunggu hingga musim depan, di musim ini saja Barca sudah terlihat kesulitan bersaing di tiga kompetisi, dengan kondisi beberapa punggawanya tidak bisa bermain karena cedera.
Absennya Gerard Pique menjadi salah satu faktor yang membuat Barca kedodoran di momen krusial. Tanpa bek andalannya, lini belakang pun kian rapuh. Imbasnya, satu persatu gelar juara pun lepas dari bidikan.
Liga Champions menjadi gelar yang pertama lepas dari bidikan Barca. Langkah El Barca dihentikan oleh kontestan La Liga lainnya, Atletico di babak perempatfinal. Bermain imbang 1-1 pada leg pertama di Camp Nou, Azulgrana dipaksa menelan kekalahan tipis 0-1 pada leg kedua di Vicente Calderon.
Kegagalan di Liga Champions sontak membuat mental bertanding pasukan Catalan berantakan. Lionel Messi dkk seakan tak punya semangat untuk melakoni sisa kompetisi.
Bukti konkretnya tersaji di pentas La Liga, tiga hari usai Barca tersingkir dari Liga Champions. Menghadapi tim gurem sekelas Granada, juga harus bertekuk lutut dengan skor tipis 0-1. Meski tampil mendominasi laga, Barca tak mampu mencetak satu pun gol.
Kekalahan ini sontak membuat Barca terancam kehilangan lagi satu gelar juara. Kali ini di ajang La Liga. Ya, kekalahan atas Granada membuat Barca turun ke posisi tiga klasemen sementara, terpaut satu poin dari Real Madrid di posisi dua dan empat poin dari Atletico di puncak klasemen.
Dengan kompetisi yang hanya menyisakan lima laga, plus konsistensi performa yang diperagakan kedua rivalnya itu, bukan tak mungkin Barca gagal mempertahankan mahkota La Liga yang mereka raih musim lalu.
Jika sudah begitu, maka satu-satunya harapan yang paling realistis bagi Barca untuk meraih gelar juara adalah di ajang Copa del Rey, di mana mereka hanya butuh satu kemenangan untuk jadi juara.
Namun, lagi-lagi misi itu tidak akan mudah terealisasi. Pasalnya, di partai final yang akan digelar Kamis 17 April dini hari nanti WIB, Barca harus berhadapan dengan musuh bebuyutannya Real Madrid yang mengincar treble winners di musim ini.
Selamat tinggal 2014 yang penuh tantangan Barca |
tulisan dicopas dari okezone.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !